Mengelola server website tentunya bukan pekerjaan mudah. Kabar baiknya, Anda tidak perlu melakukan semua hal teknis secara manual berkat cron job.
Fitur yang ada di sistem operasi Linux ini memungkinkan Anda untuk melakukan otomasi perintah di server dengan mudah. Penasaran dengan cara penggunaannya?
Di artikel ini, Anda akan belajar pengertian, perintah dasar, dan syntax cron job. Selamat membaca!
Apa Itu Cron Job?
Cron adalah tool di sistem operasi berbasis UNIX (Linux, Ubuntu, dan lain-lain) yang berfungsi untuk menjalankan task atau script secara otomatis.
Oleh karena itu, cron job adalah sebutan penggunaan cron untuk menjadwalkan task di waktu yang sudah ditentukan secara berulang kali.
Pada penggunaannya, cron job tidak hanya dapat dimanfaatkan untuk backup, pemeliharaan server, dan keperluan teknis hosting saja. Bagi pemilik blog misalnya, fitur ini juga dapat digunakan untuk memeriksa broken link secara berkala atau mengirim pesan ke subscriber.
Syntax Cron Job
Setiap file crontab terdiri dari dua komponen, yaitu waktu dan perintah. Format waktunya memiliki lima field:
- Minute — menit eksekusi perintah, ditulis dengan angka 0 hingga 59.
- Hour — jam eksekusi perintah, ditulis dengan angka 0 hingga 23.
- Day — tanggal eksekusi perintah, ditulis dengan angka 1 hingga 31.
- Month — bulan eksekusi perintah, ditulis dengan angka 1 hingga 12.
- Weekday — hari eksekusi perintah. Hari dimulai dengan Minggu yang diwakili dengan angka 0.
Selain angka, ada juga beberapa simbol yang digunakan dalam pengoperasian cronjob:
- Asterisk atau tanda bintang (*) — mewakili semua value sebuah field. Contohnya, tanda bintang di field minute berarti perintah dalam crontab tersebut dijalankan setiap menit.
- Koma (,) — digunakan untuk memasukkan dua atau lebih value dalam satu field. Misalnya, Anda ingin menjalankan suatu perintah pukul 7 pagi dan malam setiap hari.
- Hyphen (-) — digunakan jika Anda ingin menentukan rentang waktu dalam suatu field. Contohnya, apabila suatu perintah dijalankan dari hari Senin hingga Rabu setiap minggu.
- Slash atau garis miring (/) — fungsinya mirip dengan koma. Namun, garis miring digunakan untuk menentukan pengaturan waktu yang lebih kompleks. Misalnya, ketika Anda ingin mengotomatisasi perintah setiap 10 menit pada dari jam 11.20 hingga jam 11.50.
- Last (L) — mengisyaratkan hari tertentu di minggu terakhir suatu bulan. Contohnya, 5L berarti hari Jumat terakhir.
- Hash atau tanda pagar (#) — tanda ini digunakan ketika Anda ingin menentukan minggu pelaksanaan perintah. Dalam penggunaannya, tanda ini diikuti angka 1 hingga 5 sebagai indikator minggunya. Misalnya, 3#5 berarti hari Rabu di minggu ke-lima.
Nah, mari perhatikan contoh-contoh penulisan syntax cron job di bagian selanjutnya agar Anda semakin paham.
Contoh-Contoh Cron Job
Anda sudah mengenali komponen-komponen dalam syntax cron job, bukan? Sekarang mari lihat kegunaannya dalam contoh-contoh berikut ini.
Perintah | Arti |
0 7 * * * /root/backup.sh | Melakukan backup setiap pukul 7 pagi setiap hari. |
20-50/10 11 * * * /home/user/script.sh | Menjalankan script sepuluh menit sekali dari jam 11.20 hingga 11.50 setiap hari. |
* * * 1,2,5 * /bin/script.sh | Menjalankan script setiap hari di bulan Januari, Februari, dan Mei. |
0 6,18 * * * /bin/backup.sh | Melakukan backup setiap hari pada pukul 6 pagi dan 6 malam. |
0 8 1 */3 * /home/user/script.sh | Menjalankan script di tanggal pertama setiap tiga bulan pada pukul 8 pagi. |
* * 5L * * /root/script.sh | Menjalankan script setiap hari Jumat terakhir setiap bulannya. |
* * 3#5 7 * /root/backup.sh | Melakukan backup setiap hari rabu di minggu ke lima setiap bulan Juli. |
No comments:
Post a Comment